Mulya Energi Lestari (MEL) memulai usahanya pada tahun 2014 dengan tim yang terdiri dari 6 orang dan misi tunggal untuk mengembangkan lokasi pembangkit listrik tenaga air pertamanya, PLTM Sion, dengan kemitraan dari perusahaan teknik Jepang.
Saat mengerjakan proyek pertama, kami terus memperluas ke lokasi pembangkit listrik tenaga air lain di sekitar wilayah Sumatera Utara. Kami menyadari bahwa perluasan yang agresif diperlukan untuk tumbuh dan memenuhi kebutuhan listrik di wilayah tempat kami memperoleh lisensi 5 lokasi dalam 5 tahun. Kami bekerja sama dengan konsultan dan kontraktor lokal dan internasional terkemuka, sambil juga merekrut profesional dan insinyur yang berpengalaman di industri.
Sejak 2014, dengan kerja keras tim kami dan keahlian dari mitra yang terlibat, kami sekarang memiliki 6 proyek dalam portofolio kami. Hingga tahun 2024, kami telah bermitra dengan beberapa perusahaan Jepang ternama:
Di perusahaan induk:
– Air Indonesia – anak perusahaan JPower dan SIJ
– Alamport Renewable Co. Ltd.
Di perusahaan proyek:
– Toyo Energy Farm Co. Ltd
– Toda Co. Ltd
.
Dunia dihadapkan pada tantangan untuk menemukan cara baru dalam menyediakan energi terbarukan sekaligus melindungi lingkungan. Mulya Energi Lestari percaya bahwa tenaga air skala kecil merupakan pelengkap ideal untuk energi surya atau angin dan jauh lebih produktif dalam hal capacity factor. Proyek kami mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas yang berlipat ganda dibandingkan tenaga angin dan surya. Sumber bahan bakar proyek kami dari air sungai yang melimpah, dengan menggunakan sistem run-of-river, air tidak akan habis atau mengubah dinamika alirannya. Aliran sungai secara keseluruhan tetap tidak berubah.
Kami memastikan bahwa seluruh air yang digunakan untuk menggerakkan turbin dikembalikan kembali ke sungai aslinya, sehingga menjaga volume air alami. Ini menghasilkan dampak lingkungan yang minimal, tanpa penggunaan bahan kimia dan tanpa pembakaran bahan bakar. Pada tahun 2011, Pembangkit Listrik Tenaga Air menyumbang 16% dari listrik dunia, menempati peringkat kedua setelah bahan bakar fosil. Kapasitas tenaga air global mencapai 950 GW, dengan kontribusi signifikan dari Cina (24%), Amerika Serikat (8%), Brasil (9%), dan Indonesia (13%). Kondisi topografi Indonesia yang mendukung dan curah hujan yang melimpah memberikan peluang besar untuk mengembangkan pembangkit tenaga air yang ramah lingkungan.
Untuk mengembangkan energi baru terbarukan.
SATRIO TOWER, 15th Floor
Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 1-4 Block C4
Jakarta Selatan, Indonesia